MEDIAJAMBI—Sejak dilaksanakan pada Desember 2005 lalu, akumulasi transaksi yang terjadi di pasar lelang agro dengan sistem forward mencapai Rp 27 Miliar. Kehadiran pedagang lokal dan luar daerah, menjadi faktor utama terciptanya pasar baru bagi komoditi hasil pertanian Jambi.
Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi Pembangunan, Hasan Kasim mengatakan, keberadaan pasar lelang diharapkan dapat membuka kesempatan bagi pedagang pengumpul dan petani lokal memasarkan produknya hingga luar daerah. “Tidak hanya itu, diharapkan pasar lelang juga mempersingkat distribusi barang dari petani kepada penjual,” ujar Hasan Kasim pada kegiatan Pasar Lelang Agro Jamabi, Selasa (2/6) lalu.
Transaksi yang terjadi, dapat membangun sistem perdagangan yang praktis, transparan dan memenuhi harapan pembeli maupun penjual. Beberapa mata rantai dapat diputus, seperti tengkulak, agen besar, dan sebagainya. Para petani memperoleh manfaat seperti berkurangnya biaya angkut. Serta jaminan perputaran barang produksi dari produsen ke konsumen dalam periodik tertentu
Tidak hanya pedagang dan pembeli dari Jambi, kegiatan lelang kali ini juga dihadiri pedagang dari Sijunjung, Padang, Bengkulu dan Lampung. “Jambi punya banyak peluang. Kita harus terus mencari pasar baru untuk menjual komoditi daerah,” tambahnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, Hasan Basri mengatakan, dari total transaksi Rp 25 miliar, nilai transaksi gagal hanya sebesar Rp 1,288 miliar. Gagalnya transaksi, terjadi akibat harga yang telah disepakati turun. Atau pedagang pengumpul kekurangan modal membayar harga barang yang telah disepakati.
Pada transaksi kali ini, hasil kesepakatan yang dibuat mencapai Rp 2.112.626.000. Transaksi terbesar pada komoditi Kopi Rp 440 juta, Pinang Rp 272,5 juta, Kentang Rp 270 juta, Coklat Rp 222,5 juta, Kulit manis Rp 211 juta dan beras Rp 222,426 juta.
Komoditi lain yang juga laku terjual seperti arang, buah-buahan, cabe, gula merah, jagung, kelapa, sayur mayur dan ubi jalar mencapai puluhan juta rupiah. Pada lelang kali ini, terlihat jumlah produk yang ditawarkan lebih bervariatif dibanding lelang sebelumnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bengkulu, Heri mengatakan, pasar komoditi pertanian di Bengkulu masih sangat kurang. Kehadiran pedagang dan pembeli dari Bengkulu, diharapkan dapat membuka pasar baru bagi distribusi barang dari dan menuju Bengkulu.
“Kami berharap, transaksi yang terjadi nantinya mencapai Rp 5 miliar,” ujar Heri. Peluang ini, dimanfaatkan Disperindag Bengkulu guna menawarkan sejumlah komoditi pertanian andalan. Seperti pinang, kemiri, kayu manis, kulit kayu, gula merah dan sejumlah makanan ringan.
Sementara Kepala Disperindag Padang, Herman mengatakan, pihaknya membawa komoditi beras solok yang sudah diperdagangkan di sejumlah swalayan di Sumatera Barat. “Kami tidak hanya membawa penjual, namun juga para pembeli untuk melihat komoditi yang dapat dibeli dari lelang ini,” kata Herman.(jun)
Senin, 29 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar